Beranda HL Jalan Sekitar Jembatan Penghubung Arisan Buntal dan Sukadana Berlubang Hingga Nyaris Putus

Jalan Sekitar Jembatan Penghubung Arisan Buntal dan Sukadana Berlubang Hingga Nyaris Putus

396
0
BERBAGI

Kayuagung, Beritakajang.com – Warga Desa Arisan Buntal dibuat heboh dengan peristiwa terkikisnya sebagian bahu jalan di sekitar jembatan penghubung perbatasan antara Desa Arisan Buntal dan Kelurahan Sukadana Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), yang membuat jalan tersebut berlubang dan nyaris putus.

Informasi peristiwa berlubangnya bahu jalan pertama kali diketahui oleh salah satu anggota Babinsa Koramil 402-10 Kayuagung, Sersan Mayor (Serma) Agus.

Menurut Agus, lubang pada bahu jalan baru diketahuinya setelah ada laporan dari warga setempat sekira pukul 09.00 Wib.

Agus menduga, tingginya debit air sungai menjadi salah satu pemicu tergerusnya tanah yang ada di bawah permukaan jalan.

“Memang saat ini sungai sedang pasang. Saya pikir ini disebabkan tidak adanya dinding penahan tanah di sekitar pinggiran sungai yang mengakibatkan tanah tergerus,” ucapnya saat ditemui di lokasi, Rabu (8/4/2020).

Abdulah selaku Sekretaris Kelurahan Sukadana mengungkapkan hal yang sama terkait penyebab munculnya lubang di permukaan bahu jalan disekitar jembatan penghubung batas Desa Arisan Buntal dan Kelurahan Sukadana.

Abdulah mengaku gerusan tanah di bawah jembatan sudah terjadi sebelum pintu air dibangun.

“Sebelumnya sudah ada pintu air terbuat dari kayu, namun Pak Sopian (mantan Lurah Sukadana) mengusulkan kepada PT Waskita untuk dibuatkan pintu air permanen. Tapi pihak PT Waskita tidak mau membuat pintu air permanen dengan alasan di jembatan tersebut belum dibuat dam (tembok penahan) air,” ujarnya.

Akibat tidak ada tembok penahan tanah, lanjut dia, membuat tanah di bawah jembatan semakin lama semakin tergerus hingga terbentuk rongga persis sepanjang jembatan. “Rongga inilah yang menjadi penyebab munculnya lubang dipermukaan bahu jalan itu,” ungkapnya.

Komandan Koramil 402-10/ Kayuagung, Kapten Inf. Widodo, saat ditemui di lokasi mengatakan, saat ini pihaknya membatasi kendaraan yang melintas.

Menurut Danramil, hal ini dilakukan demi keamanan penggunaan jalan itu sendiri. Danramil juga memberikan larangan bagi kendaraan yang bertonase besar untuk melalui jalan tersebut.

“Hanya kendaraan kecil dan bertonase rendah, seperti mobil pribadi, pick up, dan sepeda motor yang boleh melintas. Untuk yang bertonase besar kami imbau untuk mengambil jalan alternatif seperti jalan SP Padang dan jalan tol,” ujarnya.

Terpisah, Harry Putra selaku pemerhati kebijakan publik saat dikonfirmasi via telepon selulernya menilai, hal ini terjadi akibat dari perencanaan yang kurang matang yang dilakukan pihak pembangun pintu air, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR) Kabupaten OKI.

Menurut Harry, sebelum adanya pembangunan pintu air seharusnya terlebih dahulu dibuat DED (Detail Engineering Design) oleh konsultan perencanaan. Karena dengan adanya DED, maka bisa dipastikan pembangunan akan lebih terencana dan terarah. Begitu juga dengan fungsi serta manfaat dari pembangunan itu bisa dipastikan akan lebih optimal.

“Memang biaya pembuatan DED ini cukup mahal, tapi itukan sudah dianggarkan sebelumnya. Jangan karena untuk menghemat, bangunan jadi korban,” ungkap Harry.

Ia juga membeberkan bukan saja DED yang ‘tidak ada’, tapi dirinya yakin analisa dampak lingkungannya (AMDAL) juga pasti asal-asalan. Karena itu bisa dilihat dari hasil bangunan yang dikerjakan. Seharusnya, lanjut harry, sebelum dibangun, dibuat dulu tembok penahan air. Kemudian posisi pintu air seharusnya berada dipinggir sungai.

“Jadi pintu air dulu baru jembatan, bukan sebaliknya. Karena ketika air sungai masuk melalui pintu air, otomatis debit air bisa disesuaikan (diatur). Kenyataannya kan beda. Inilah yang terjadi, tanah disekitar jembatan yang tidak ada tembok penahannya ikut tergerus air, lama kelamaan tanah tersebut terkikis dan tanah yang ada diatasnya (jalan) akhirnya amblas,” cetus Harry.

Diketahui, jalan yang nyaris putus tersebut masuk kategori jalan provinsi. Saat ini pihak Dinas PU PR Provinsi Sumatera Selatan sudah mendatangkan alat berat untuk membantu memperbaiki jalan yang putus tersebut. (Ron)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here