Beranda Banyuasin Ratusan Babi Hutan Mati Secara Misterius

Ratusan Babi Hutan Mati Secara Misterius

483
0
BERBAGI

Banyuasin, Beritakajang.com – Bukan hanya di Kecamatan Rambutan saja, matinya hewan babi secara misterius juga terjadi di Kecamatan Pulau Rimau Banyuasin Kabupatem Banyuasin, Selasa (2/2).

Sebagian petani di Desa Wana Mukti juga dikejutkan dengan tewasnya ratusan babi hutan, sejak dua pekan terakhir. Bangkai babi itu banyak ditemukan di area kebun sawit dekat dengan rumah penduduk.

Wanto, warga Desa Wana Mukti menjelaskan, hama kebun itu ditemukan mati tanpa sebab. Bahkan bangkainya beserakan di areal kebun, terutama kebun sawit milik warga.

“Kebun masyarakat, jaraknya sekitar 1 kilometer dari permukiman. Tapi kejadian ini cukup menakutkan, dikhawatirkan ada warga terserang flu babi,” ungkapnya kepada wartawan.

Ketakutan warga bukan tanpa alasan, dikarenakan biasanya babi terkena serangan virus.

“Wajar kalau masyarakat takut, kan sekarang musim virus corona. Kami berharap pihak Dinas Perkebunan dan Peternakan Banyuasin turun ke lapangan melakukan investigasi,” harap dia.

Dari informasi, babi mati seperti dalam kebun milik Solikin di Jalur 7 Wana Mukti terdapat 7 ekor bangkai babi. Kemudian belasan ekor babi juga ditemukan mati, lokasinya di kebun milik Agus Jalur 28 Wana Mukti.

Tewasnya babi hutan juga dikeluhkan Samsul, warga Desa Sumber Mulyo Jalur 21. Pasalnya, ketika dia berada di ladang, terdengar letusan yang berasal dari perut babi yang mati.

“Akibat terkena panas, perut babi yang mati meledak. Menimbulkan bau sangat menyengat, makanya saya dan beberapa petani lain pulang ke rumah dan tidak kerja,” tegas dia.

Sementara itu, Camat Pulau Rimau Drs. Suratman MSi kepada wartawan mengatakan, pihaknya akan menggali informasi seputar matinya ratusan hama pertanian dan perkebunan tersebut.

“Kita cari data dulu apa penyebabnya, masyarakat kami imbau waspada dan hati-hati,” beber dia.

Terpisah, Korlap Pertanian Kecamatan Pulau Rimau Dwi Iswanto mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui kejadian yang cukup menghebohkan petani,” pungkasya. (Ida)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here