Beranda NTB Partisipasi Masyarakat Samba Ber-KB Tertinggi di Kecamatan Gangga

Partisipasi Masyarakat Samba Ber-KB Tertinggi di Kecamatan Gangga

262
0
BERBAGI

Lombok Utara, Beritakajang.com – Partisipasi masyarakat dalam mengikuti program keluarga berencana di Desa Sambik Bangkol (Samba) tertinggi di Kecamatan Gangga, bahkan cukup tinggi untuk ukuran Kabupaten Lombok Utara. Hal itu dapat dilihat dari tingginya animo dan antusiasme warga desa setempat untuk mengikuti setiap program KB. Demikian dikatakan Penjabat Kepala Desa Sambik Bangkol Sarjono di sela-sela pelayanan KB dirangkaikan dengan penyuluhan program ber-KB, berlangsung di aula kantor desa setempat, Senin (12/4).

Menurutnya, salah satu faktor utama yang menunjang tingginya partisipasi masyarakat Samba mengikuti program KB adalah tingginya kesadaran warga memahami makna penting program keluarga berencana. Faktor berikutnya yaitu keterlibatan berbagai pihak di Desa Samba, seperti tim penggerak PKK desa, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, kaum terdidik dan aparat desa setempat dalam memberikan pemahaman yang benar mengenai program KB kepada masyarakat.

Disamping itu, terang Sarjono, peran aktif petugas KB (PLKB) dalam memberikan penyuluhan intensif terkait kemanfaatan mengikuti program KB. Terjalinnya interaksi sosial yang baik diantara banyak pihak sehingga menumbuhkan hubungan yang harmonis antara penyuluh dan warga.

“Sejumlah faktor tersebut saling mendukung sehingga tingkat partisipasi masyarakat kita di Samba ini tertinggi di Kecamatan Gangga, bahkan terbilang cukup tinggi di KLU,” tuturnya.

Dijelaskannya, sebagian besar masyarakat Samba memahami program KB tidak hanya untuk mengurangi jumlah kepadatan penduduk melainkan dapat mengurangi risiko kehamilan. Selain itu, program KB juga dapat mengurangi beban dan tanggung jawab keluarga disamping dapat menumbuhkan rasa kasih sayang dalam keluarga di wilayah Desa Samba.

Dijelaskan pula sejumlah unsur yang mendorong tingginya partisipasi masyarakat Samba mengikuti program KB, terdiri dari partisipasi informasi, partisipasi konsultasi, partisipasi pengambilan keputusan, dan partisipasi bertindak. Demikian juga pasangan usia subur (PUS). Tingkat partisipasi PUS usia muda maupun PUS usia tua sama-sama tinggi.

Adapun indikator pendukung partisipasi itu, masih dituturkan Pj Kades Samba ini, antara lain meningkatnya keikutsertaan PUS dalam program KB dibantu koordinasi yang baik antara pegawai lapangan KB Desa dengan Pemdes Samba. Lalu, menguatnya peran perempuan melalui kelembagaan PKK dalam mengajak, mendukung, dan memberi sosialisasi kepada PUS di Sambik Bangkol terkait manfaat dan tujuan kegiatan KB.

“Masyarakat kami dapat memahami dan mengubah pola pikir mengenai KB ini sebagai hal yang harus diwujudkan. Selain itu juga meningkatnya keinginan warga untuk berkonsultasi dengan petugas KB,” tandasnya.

Indikator selanjutnya, uangkap Sarjono, meningkatnya peran Pemdes dalam menggerakkan PUS agar aktif berpartisipasi pada program KB dengan memberikan kemudahan akses misalnya pemdes mudah ditemui oleh warga.

Masih kata dia, meningkatnya peran PUS usia muda dan usia tua aktif mengikuti kegiatan ber-KB disamping petugas PLKB yang juga intens mengajak dan memberikan motivasi kepada PUS, juga mendorong tingginya partisipasi warga.

Hal senada disampaikan Muniati, Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana Desa Samba bahwa partisipasi masyarakat desa setempat dalam ikut serta program KB sangat tinggi.

Dikatakannya, peserta yang mengikuti pelayanan dan penyuluhan KB hari ini (kemarin-red) sangat tinggi karena melebihi target awal. Bahkan, ungkapnya, tenaga kesehatan dari Dikes KLU sampai-sampai kehabisan obat.

“Alhamdulillah partisipasi warga kita ini sangat tinggi. Bahkan kami kekurangan obat. Tadi yang ikut 57 orang, padahal kuota kita hanya 40 orang, tetapi yang datang ada 57 orang. Lebih 17 orang dari target awalnya,” pungkasnya.

Ditambahkannya, PLKB yang hadir pada pelayanan KB yang dirangkai dengan penyuluhan ber-KB dari Dikes dan DP2KBPM KLU sebanyak 5 orang dari lima desa di Kecamatan Gangga (seluar desa baru). Muniati bahkan mengatakan dirinya selalu berkerjasama dengan pendamping KB dari desa-desa lainnya di Kecamatan Gangga.

Adapun materi penyuluhan, menurut Muniati, diantaranya dampak penggunaan alat kontrasepsi, efek samping maupun masalah yang kemungkinan dapat muncul dikemudian hari. “Misalnya kenapa walaupun sudah menggunakan silikon masih tetap hamil. Mengujinya kita pakai tespek,” tutupnya. (Sas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here