Beranda Ogan Komering Ulu Bentuk Petani Mandiri Hingga Entrepreneurship, Ini yang Dilakukan HITMI Sumsel

Bentuk Petani Mandiri Hingga Entrepreneurship, Ini yang Dilakukan HITMI Sumsel

140
0
BERBAGI
(Sumber Foto Beritakajang.com)

OKU, Beritakajang.com – HITMI Sumsel menyelanggarakan Millennial Palm Oil Discussion Forum II dengan tema ‘membentuk petani yang mandiri, inovatif dan entrepreneurship’ sekaligus mensosialisasikan pencegahan karhutla.

Acara dibuka langsung oleh Ir. Agus Darwa selaku Kepala Dinas Perkebunan Sumsel mewakili Gubernur Herman Deru. Hadir juga anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan Komisi II Yenny Elita, Dinas Pertani Kabupaten OKU, HKTI Sumsel, Ketua KTNA OKU, Pemuda Tani HKTI OKU dan 100 petani kelapa sawit asal OKU.

Gusti selaku Ketua HITMI Sumsel mengatakan, acara ini diinisiasi atas keluhan dari petani yang kami dengar. Salah satunya masalah pupuk subsidi yang langka dan mahal.

“Selain itu, acara ini akan menyorot masalah kelembagaan petani yang masih lemah. Oleh sebab itu harapannya, acara ini bisa membantu memberikan solusi bagi petani,” jelas dia.

Kepala Dinas Perkebunan Sumsel Agus Darwa menyampaikan apresiasi kegiatan edukasi seperti ini, dan selalu mendukung kegiatan yang dilaksanakan HITMI Sumsel.

“Dalam kesempatan yang baik ini, saya mengingatkan kepada petani sawit yang hadir bahwa salah satu yang penting adalah kelembagaan. Apapun kalau tidak ada kelembagaan, ketika pemerintah ingin membantu akan menjadi proses yang panjang. Oleh sebab itu kita harus perkuat kelembagaan petani ini,” terangnya.

“Selain itu, saat ini sesuai Permentan Tahun 2023 ada dana bantuan dari BPDP KS terkait PSR senilai Rp 30 juta perhektar, ini harus kita manfaatkan. Juga melalui Dinas Perkebunan tahun 2021, ada 75 orang anak dari pekebun kelapa sawit diberikan bantuan beasiswa dari BPDP KS. Dan di tahun 2022 sebanyak 125 orang,” tambah dia.

Selanjutnya, disampaikan oleh salah satu narasumber Wibawa Handaka yang membahas tentang penggunaan pupuk berimbang (pupuk kimia dan subsidi).

“Petani hingga kini masih mengeluhkan mahalnya harga pupuk nonsubsidi, sementara untuk pupuk subsidi alokasi dari pemerintah terbatas untuk penuhi kebutuhan petani. Oleh karena itu, semua pihak berkomitmen untuk membuat petani dapat memutus ketergantungan terhadap pupuk kimia,” pungkasnya. (rill)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here