Beranda Musi Banyuasin Inovasi Hulu dan Hilir Karet di Muba Buat UPPB Provinsi Sumsel Takjub

Inovasi Hulu dan Hilir Karet di Muba Buat UPPB Provinsi Sumsel Takjub

464
0
BERBAGI
Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin [kemeja putih] saat menerima audiensi Ketua Asosiasi UPPB Provinsi Sumsel, Selasa (3/8). [Sumber Foto : Kominfo Muba]

Sekayu, Beritakajang.com – Inovasi hilirisasi karet di Musi Banyuasin (Muba), salah satunya untuk pembangunan jalan aspal karet dan pendirian pabrik aspal karet menjadi sorotan berbagai pihak dan diyakini menjadi jalan keluar penguatan ekonomi daerah di tengah kelesuan harga karet.

Inisiasi yang dilakukan Bupati Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA tersebut tidak hanya menjadi perbincangan hingga di tingkat nasional.

“Kami apresiasi luar biasa atas keberhasilan Pemkab Muba dalam mengelola Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet (UPPB) di Kabupaten Muba. Menurut kami, di Indonesia baru di Kabupaten Muba ada hilirisasi karet, yang turunan lateksnya menjadi aspal karet. Saat ini menjadi inovasi terdepan,” ucap Ketua Asosiasi UPPB Provinsi Sumsel Jumirin saat audiensi dengan Bupati Muba, Selasa (3/8), di ruang Bupati Muba.

Dikatakan Jumirin, pihaknya banyak mendapatkan informasi kemajuan dan perkembangan UPPB di Kabupaten Muba sangat pesat. Karena itulah, asosiasi UPPB Provinsi Sumsel mengapresiasi Pemkab Muba dalam mengelola UPPB, sehingga bisa menjadi besar dan aktif.

Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA memaparkan, banyak upaya yang sudah dilakukan kami dalam upaya menstabilkan harga karet di Muba, selaras dengan gencarnya hilirisasi karet. Diantaranya, peningkatan kapasitas dan produktivitas pekebun yakni dengan penggunaan bibit unggul, pupuk berimbang, sekolah lapang petani karet, dan pelatihan dan pendampingan petani implementasi Good Agricultural Practices (GAP).

“Kemudian, pembentukan dan pembenahan kelembagaan petani karet, pembentukan kelembagaan petani karet melalui UPPB berdasarkan Perbup No. 324/2015,” imbuhnya.

“Saat ini terdapat 92 UPPB dengan anggota 13.580 KK, UPPB sebagai produsen lateks pekat (Keluang, Babat Toman, Plakat Tinggi). Transformasi UPPB menjadi entitas bisnis dengan Program UPPB badan hukum, dan melatih petani untuk produksi lateks pekat dengan metode dadih,” tambahnya.

Kepala Daerah Inovatif ini menambahkan, dalam kaitan realisasi pendirian pabrik aspal karet Musi Banyuasin yakni bahan baku melimpah dan dekat bahan baku, posisi strategis Muba memudahkan distribusi aspal karet, dan posisi Muba dilalui jalan nasional dan jalan penghubung kabupaten lainnya memerlukan aspal untuk pemeliharaan.

“Lalu, dukungan teknologi produksi aspal karet dari Puslit Karet Bogor dan PT. Jaya Trade Indonesia. Tersedianya captive market dari APBN dan APBD, dan upaya pemerintah merubah paradigma produksi pada tataran petani,” bebernya.

Lanjut Dodi, pengembangan sektor hilir komoditas perkebunan di Muba diperkuat dengan pengembangan infrastruktur melalui optimalisasi ruas tol Betung (Sp.Sekayu) -Tempino-Jambi yang melintasi Kabupaten Musi Banyuasin, optimalisasi ruas tol Betung (Sp. Sekayu)-Tempino-Jambi memperkuat konektivitas pada ruas jalan dalam Kabupaten Musi Banyuasin, memacu pemerintah daerah memanfaatkan sebesar-besarnya inovasi aspal karet lateks sebagai bahan baku konstruksi jalan dengan alokasi anggaran APBD sebesar Rp 100 miliar/tahun.

“Dampak implementasi yang dirasakan yakni peningkatan pendapatan petani dengan penjualan harga bokar melalui sistem lelang UPPB mencapai Rp.10.000-Rp.11.000/kg dan peningkatan harga dengan diversifikasi menjadi lateks pekat yang sudah dicentrifuge mencapai Rp. 19.000 – Rp.21.000/kg. Merubah kebiasaan petani karet untuk memproduksi karet bersih, dan merubah petani dari on-farm menjadi off –farm dengan kemampuan untuk mengolah dan menjual sendiri produksinya (ex. produksi lateks pekat),” terangnya. (Tarmizi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here