Beranda Palembang Diduga Gagal Operasi Usus Buntu, Kondisi Anak Ini Memprihatinkan

Diduga Gagal Operasi Usus Buntu, Kondisi Anak Ini Memprihatinkan

87
0
BERBAGI
(Sumber Foto Beritakajang.com/Andre)

Palembang, Beritakajang.com – Kondisi seorang anak berinisial DA (7) masih terbaring lemah usai menjalani operasi usus buntu yang diduga gagal, kini ia dirujuk ke Rumah Sakit Hermina Jakabaring Kota Palembang.

Anak perempuan tersebut merupakan putri ketiga dari pasangan Yani (38) dan Herman (44), warga Jalan Paqih Usman Lorong Sintren Kelurahan 2 Ulu Kecamatan SU I Kota Palembang. Ia harus berpindah-pindah rumah sakit lantaran operasi usus buntu yang dideritanya gagal.

Informasi ini dipaparkan langsung kedua orang tua DA saat dijumpai langsung wartawan, Selasa (7/3/2023). Dimana diketahui, DA sebelumnya dirawat di RS Bari Palembang.

“Awalnya anak saya ini sakit tifus, terus dirawat di Rumah Sakit Bari, kemudian sembuh namun beberapa hari kemudian mengeluh sakit perut dan sering kembung,” jelas Yani.

Lalu, diajak kembali lagi ke rumah sakit dan bagian perut DA diperiksa, hasilnya dinyatakan mengidap usus buntu.

“Saat itu dilakukan rontgen, dan dari hasil medis dinyatakan anak saya mengalami usus buntu. Yang merawat itu dokter B mengatakan, harus dilakukan tindakan,” jelasnya.

Tepatnya pada tanggal 6 Februari 2023, tindakan operasi usus buntu pada anaknya pun dilakukan oleh pihak rumah sakit. DA masih dalam perawatan pasca operasi, hingga tanggal 10 Februari 2023 diperbolehkan pulang.

“Pulang pasca operasi dikasih obat paracetamol dan antibiotik,” tukasnya.

Namun bukannya membaik, kondisinya justru malah mengkhawatirkan. Dari luka jahitan operasi tersebut muncul cairan kental berwarna kuning kehijauan. Yani menyebutkan cairan tersebut berbau amis.

“Saya cemas kok keluar cairan ini dari luka bekas jahitan, lalu suami menghubungi rumah sakit dan dijadwalkan untuk operasi lagi tanggal 19 Februari,” tambahnya.

Cairan itu pun tetap keluar meski sudah operasi dua kali, dokter yang merawat pun kembali mengambil langkah operasi yang ketiga untuk menghentikan cairan tersebut keluar.

“Akhirnya pada 24 Februari operasi kembali dilakukan, hasilnya sama saja,” ungkapnya.

Dokter pun menyarankan Yani dan Herman untuk melakukan operasi kembali atau memotong bagian dalam usus sang anak.

“Kami diberi pilihan, lanjut operasi lagi atau usus anak dipotong di Rumah Sakit Hermina Jakabaring oleh ahli bedah anak. Kami sampaikan kenapa tidak dari awal saja usus anak saya dipotong kembali biar aman. Dokter pun mengatakan, di RS Bari tidak ada dokter bedah anak, dan akhirinya dirujuk ke RS Hermina Palembang,” ujarnya.

Yani dan Herman menyayangkan tindakan yang dinilai terlambat dari pihak Rumah Sakit Bari Palembang. Kini DA masih dirawat di Rumah Sakit Hermina Jakabaring. Dan sudah lima hari terakhir, pihak keluarga meminta DA segera dirujuk ke Rumah Sakit Dr Muhammad Hoesin.

Lanjut Yani menuturkan, jika berat badan sang anak kini ikut turun dari 18 kilogram menjadi 12 kilogram. Karena selama kurang lebih 20 hari hanya menerima asupan makanan lewat selang infus.

“Harusnya jika mau dirujuk dari awal ke RS tipe A, bukan malah dari RS tipe B ke RS tipe C (RS Hermina). Memang kami ini memakai KIS. Namun kami meminta bantuan atas kesehatan anak kami,” pungkasnya.

Terpisah, Kasub Humas RS Bari Palembang Ruly mengatakan, saat ini ia tengah meminta keterangan kepada pihak dokter yang bersangkutan.

“Baik pak, saat ini kami sedang tindaklanjuti dengan meminta keterangan kepada pihak-pihak terkait. Akan kami informasikan jika sudah ada keterangan yang dibutuhkan tersebut. Terima kasih,” ujarnya. (Andre)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here