Beranda Musi Banyuasin Rafik Elyas: Masyarakat Itu Dikasih Pancing, Jangan Hanya Diberi Ikan

Rafik Elyas: Masyarakat Itu Dikasih Pancing, Jangan Hanya Diberi Ikan

294
0
BERBAGI
Rafik Elyas saat menurunkan kayu dari sepeda motornya. [Sumber Foto : Beritakajang.com/Tarmizi]

Sekayu, Beritakajang.com – Bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap atau ekonominya telah mapan di masa pandemi Covid-19 ini, mereka tidak seberapa kesulitan mengatur keuangan untuk kebutuhan sehari-hari. Dikarenakan bisa membagi-bagi sesuai porsi kebutuhannya yang cenderung tidak berubah. Namun bagi masyarakat desa yang berpenghasilan tidak tetap, mereka merasa kesulitan mengatur keuangan.

Tapi sebaliknya, jika masyarakat berpenghasilan tidak tetap ini tadi cerdas mengatur keuangan, ekonominya tidak akan terpuruk.

Maka dari itu, untuk meringankan beban ekonomi, Rafik Elyas salah satu wartawan yang bertugas di Kabupaten Musi Banyuasin berbagi pengalaman dan mengajak masyarakat yang terdampak Covid-19, khususnya warga pedesaan agar dapat mengesampingkan tradisi lama yang ramah lingkungan serta tidak menambah beban ekonomi.

“Kita yang tinggal desa ini, berbeda dengan masyarakat perkotaan. Karena di desa masih banyak sesuatu yang dapat meringankan beban ekonomi. Seperti kayu masih banyak, air sungai yang jernih dan juga lahan untuk bercocok tanam. Ini berdasarkan pengalaman, jadi untuk meringankan beban ekonomi di tengah pandemi ini, saya mengesampingkan dahan kayu untuk memasak, memanfaatkan air sungai yang jernih untuk diminum dan juga memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk ditanami sayur-sayan. Disini saya terbebas dari biaya gas elpiji, galon dan sayur-mayur,” kata Rafik Elyas di sela kesibukannya menurunkan kayu dari sepeda motor, Ahad (1/8).

Wartawan senior yang juga seorang musisi inipun mengatakan, di era tekhnologi serba canggi ini banyak masyarakat yang menambah beban ekonomi dengan cara mengambil berbagai kredit tanpa memikirkan jangka panjang.

“Jika terus menambah beban ekonomi, semahal apapun harga karet petaninya tetap akan mengeluh.  Misalkan disaat harga karet naik seorang petani mengambil kredit ini, kredit itu, nah ketika ada halangan tidak bisa bekerja selama tiga hari atau lima hari mereka kelabakan, apalagi harga karet anjlok,” ujarnya.

Rafik juga berharap selain memberi bantuan hendaknya pihak pemerintah juga memberikan arahan, dan yang tak kala pentingnya pemerintah juga harus mencarikan solusi terkait larangan membakar lahan perkebunan. Karena sejak ditetapkan UU Perkebunan tentang larangan membakar hutan dan lahan, banyak lahan perkebunan masyarakat yang sudah ditebas tebang terbengkalai.

“Masyarakat yang terdampak Covid-19 itu dikasih pancing lah, jangan hanya diberi ikan. Selain dari mencarikan solusi untuk membuka lahan perkebunan, apa pemerintah memberi bantuan bibit jagung, padi dan lain sebagainya untuk jangka panjang. Karena kita bisa memberikan bantuan itu selagi ada anggaran, bagaimana jika virus Covid-19 ini berkepanjangan, sementara dana sudah tidak ada, apa yang bisa kita perbuat,” pungkas dia. (Tarmizi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here