Palembang, Beritakajang.com – Jumlah titik panas (hotspot) yang terdeteksi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mulai meningkat seiring berakhirnya musim hujan. Sebagai upaya antisipasi, masyarakat diminta mewaspadai kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Informasi yang dihimpun Dinas Kehutanan Sumsel, berdasarkan pantauan satelit Lapan mencatat jumlah hotspot sejak 1 Januari hingga 27 Mei 2021 mencapai 333 titik di seluruh kabupaten/kota, kecuali Kota Lubuklinggau dan Palembang.
“Jumlah hotspot pada periode 1-27 Mei 2021 mencapai 134 titik, lebih tinggi dibanding periode April sebanyak 122 titik, Maret 2021 sebanyak 49 titik, Februari 2021 sebanyak 17 titik, dan Januari 2021 sebanyak 11 titik,” kata Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori, Ahad (30/5).
“Kabupaten OKI paling banyak ditemukan hotspot, yakni 76 titik, disusul Musi Banyuasin (43 titik), Lahat (42 titik), Banyuasin (38 titik), PALI (37 titik), Musi Rawas (25 titik), dan Ogan Ilir (17 titik). Memang ada peningkatan sedikit, tapi masih aman,” tambahnya.
Namun, kata dia, salah satu hotspot di Ogan Ilir menimbulkan kebakaran lahan seluas 2 hektare di sisi Jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra) Km 15 Desa Sri Banding pada Sabtu (29/5) malam.
Kebakaran lahan tersebut berlangsung selama lima jam dan bisa dipadamkan tim gabungan TRC BPBD Ogan Ilir, Manggala Agni, Polres Ogan Ilir, dan Masyarakat Peduli Api Desa Sri Banding.
“Kebakaran terjadi di area semak belukar lahan gambut. Personel Satgas diminta bersiaga dan masyarakat diminta waspada terhadap kondisi cuaca kering yang mulai melanda sebagian wilayah Sumsel seiring masuknya musim kemarau,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi MM menyebutkan, untuk menghadapi hal tersebut perlu dilakukan tindakan pencegahan dan penanganan yang serius dan segera dari jajaran Polri, khususnya di Polda Sumsel, sebagai bentuk dan tanggung jawab tugas dalam menghadapi karhutla di provinsi yang memiliki kawasan hutan sekitar 3,5 juta hektare itu.
“Berdasarkan data, ada 10 kabupaten dan kota yang memiliki potensi terjadinya karhutla, yakni Kota Palembang, Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, OKU Timur, Lahat, Musirawas, dan Kabupaten Musirawas Utara,” katanya, Senin [31/5].
Menurutnya, langkah yang diambil untuk menanggulangi karhutla adalah menyiapkan perlengkapan, kendaraan, serta personel Satgas Karhutla. “Sehingga apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan, dengan cepat dan sigap para petugas serta peralatan/kendaraan dinas yang sudah disiapkan dapat bergerak dengan cepat untuk menuju lokasi kebakaran dan melakukan pemadaman api,” jelasnya. [Bakrie]