Beranda OKI Madira Anggaran PMI OKI Belum Cair Nyaris Setahun, Kegiatan Donor Darah Dihentikan Sementara

Anggaran PMI OKI Belum Cair Nyaris Setahun, Kegiatan Donor Darah Dihentikan Sementara

128
0
BERBAGI
Ilustrasi. (Sumber Foto Google)

Kayuagung, Beritakajang.com – Sungguh miris, anggaran untuk kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang bersumber dari dana hibah APBD kabupaten setempat nyaris selama setahun tak kunjung dicairkan, mulai Januari-November 2022.

Padahal, di dalam anggaran tersebut terdapat biaya untuk kegiatan donor darah yang penggunaannya memenuhi kebutuhan darah di RSUD Kayuagung.

Akibat hal tersebut, PMI OKI terpaksa menghentikan kegiatan donor darah hingga waktu yang tidak ditentukan, karena sudah tidak kuat lagi untuk melaksanakan kegiatan donor darah lantaran ketiadaan anggaran.

Sekretaris PMI OKI, Sirni Lestari SE mengungkapkan, untuk kegiatan di PMI selama setahun ini dari dana hibah APBD sebesar Rp 100 juta, namun dana tersebut tidak diberikan.

“Selama ini kita swadaya dan uang pribadi, sekaranng saya tidak sanggup lagi, jadi untuk kegiatan donor darah distop sampai batas waktu yang belum ditentukan,” terang dia kepada wartawan, Kamis (3/11/2022) kemarin.

Untuk diketahui dalam sebulan bisa dua hingga tiga kali kegiatan donor darah dilakukan. Sekali kegiatan paling kecil biayanya Rp 3 juta. Karena sampai 10 bulan terakhir anggaran PMI belum cair, ia terpaksa menghentikan kegiatan tersebut.

Kata dia lagi, gaji staf PMI juga sudah 11 bulan berjalan belum diberikan. Dirinya sudah menanyakan langsung dengan Dinas Kesehatan OKI terkait masalah itu, tapi katanya ada masalah teknis.

“Bingung juga, jadi kalau ada permintaan donor darah saya langsung kontak PMI di kabupaten lain, mereka siap melaksanakan donor,” beber dia.

Untuk saat ini stok darah di Bank Darah RSUD Kayuagung juga kosong, sementara kebutuhan bisa mencapai ratusan dalam sebulan.

“Pasien kalau membutuhkan darah harus menyiapkan donor sendiri atau meminta bantuan komunitas donor darah. Hanya saja disayangkan pada Oktober lalu pendonor mengeluh soal layanan donor di RSUD Kayuagung. Karena saat akan mendonorkan darah, mereka harus berjalan kaki yang cukup jauh dari tempat donor ke parkiran, padahal kondisinya lemah habis melakukan donor,” jelas dia.

RM, salah seorang relawan donor OKI mengaku terpaksa berjalan kaki dari parkiran depan RSUD menuju ke UTDRS karena dilarang masuk oleh petugas, meskipun sudah dijelaskan maksud dan tujuannya.

“Kita ini ikhlas membantu pasien sekaligus juga pihak rumah sakit, sebab meskipun kita donor secara sukarela, namun penggunaannya bagi pasien kan tetap dibayar, bukan berarti kita tidak ikhlas, artinya ini juga membantu pihak RSUD. Kita harap kedepan akan ada perbaikan, sehingga kita dari relawan merasa lebih nyaman,” katanya.

Dirinya juga menyampaikan, jika saat ini PMI OKI menghentikan kegiatan donor darah, dari mana rumah sakit mendapatkan suplay kebutuhan darah. Relawan donor OKI inilah yang menjadi alternatifnya.

“Jadi hal ini juga harus segera dicarikan solusinya, ini menyangkut hal kemanusiaan, pihak terkait harus segera mengambil langkah-langkah,” tegas dia.

Sementara itu, Kepala BPKAD OKI Ir Mun’im MM menjelaskan, pihaknya siap untuk membayarkan sepanjang kas daerah tersedia dan ada permintaan dari instansi yang berwenang.(Ron)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here