Lombok Utara, Beritakajang.com – Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) merupakan salah satu langkah strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) sebagai upaya mengerakkan ekosistem pendidikan serta stimulator dan mediator berbagai praktik guru untuk penerapan kebijakan merdeka.
Mengejar tujuan tersebut, Balai Guru Penggerak NTB menggelar lokakarya 7 angkatan 4 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dilaksanakan serentak pada tiga kabupaten, yaitu Lombok Utara, Lombok Timur dan Bima dari tanggal 14 hingga 15 Oktober 2022.
Di Kabupaten Lombok Utara, lokakarya diselenggarakan di SDN 8 Sekong Kecamatan Tanjung yang dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Adenan S.Pd M.Pd.
Dalam lokakarya 7 angkatan 4 guru penggerak KLU mengusung tema ‘Kegiatan Festival Panen Hasil Belajar’, dengan kegiatan kelas berbagi dan pameran hasil karya dari masing-masing siswa.
Kadis Dikbudpora Adenan sebelum membuka lokakarya mengatakan, guru penggerak adalah guru yang bergerak tergerak dan menggerakkan.
“Jangan jadi guru yang pelit, karena bapak/ibu ini adalah guru-guru pilihan karena prosesnya panjang. Ketika bapak ibu guru ini lulus maka akan dibuktikan dengan perbuatan,” pesan Adenan.
Ia juga mengapreasi calon guru penggerak asal KLU, meski dengan keterbatasan sembari mengucapkan rasa syukur, ada dua orang juara 2 umum dan 1 orang juara ketiga dalam lomba Lasqi tingkat provinsi mewakili Lombok Utara dari 8 lomba yang diikuti, sementara peserta yang berangkat juga 8 orang.
“Saya yakin, dengan bapak/ibu guru penggerak karena seperti yang kita perhatikan tadi, tidak semua guru mampu menampilkan ekspresi dalam bentuk tari di depan audience. Saya yakin inipun tanpa latihan, guru penggerak memang akan mewarnai pendidikan KLU,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Balai Guru Penggerak NTB Suka M.Pd mengapresiasi kegigihan guru penggerak sembari menyampaikan KLU patut berbagga memiliki CGP yang hebat dan bisa berkiprah di tingkat provinsi.
“CGP angkatan 4 ini adalah CGP paling lama, selama guru penggerak karena ada masa transisi sampai 13 bulan, dan ini pertama kalinya lokakarya diadakan di sekolah, beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pesan saya kepada calon guru penggerak KLU, jadilah pemimpin pembelajaran, jadilah praktisi berbagi, dan jadilah fasilitator yang mendengarkan keluhan peserta. Untuk Bapak Kepala Dinas, 54 CGP ini adalah potensi yang dimiliki KLU harus terus diperhatikan dan ditingkatkan,” pesan Suka.
Sebelumnya, ketua panitia pelaksana Bambang Siswanto melaporkan, kegiatan lokakarya itu dilakukan dua hari dengan jadwal kegiatan pada hari pertama kelas berbagi di kelas, sedangkan hari kedua panen raya hasil lokakarya selama dua hari.
“Panitia disini ada dua, panitia lokal dan panitia dari BGP dan anggran yang digunakan adalah anggaran dari BGP,” tutup Bambang. (Sas)