Beranda Palembang Cegah Pertumbuhan Stunting, Dinkes Palembang Sosialisasikan Pencegahan Stunting Pada Anak

Cegah Pertumbuhan Stunting, Dinkes Palembang Sosialisasikan Pencegahan Stunting Pada Anak

422
0
BERBAGI
Pemaparan oleh Plt. Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Palembang dr. Mirza Susanti, SPKKLP dalam kegiatan diseminasi hasil pengukuran dan publikasi stunting tingkat Kota Palembang di ballrom lantai tiga Hotel Beston Palembang, Kamis (11/11). (Sumber Foto Beritakajang.com/Daud)

Palembang, Beritakajang.com – Dinas Kesehatan [Dinkes] Kota Palembang adakan pertemuan diseminasi hasil pengukuran dan publikasi stunting, bertempat di ballrom lantai tiga Hotel Beston Palembang, Kamis (11/11).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat di Dinkes Kota Palembang dr. Mirza Susanti SPKKLP mengatakan, untuk kegiatan publikasi atau diseminasi pengukuran stunting atau yang biasa disebut dengan aksi tujuh. Dimana aksi tujuh ini sendiri merupakan bagian dari delapan aksi konvergensi pencegahan dan penurunan stunting.

“Di dalam aksi tujuh ini kita wajib mempublikasikan kasus stunting yang ada di Kota Palembang. Jadi, ada di wilayah mana saja, sehingga data tersebut bisa digunakan oleh pemangku kebijakan untuk mengambil keputusan terkait bagaimana pencegahan dan penurunan stunting yang ada di Kota Palembang,” katanya.

Lanjut dr. Mirza mengungkapkan, untuk itu nanti rekan-rekan media, pendidikan, masyarakat, pemerintah, serta swasta dapat keroyokan dalam pencegahan dan penurunan stunting.

“Stunting ini sendiri seperti yang kita ketahui bersama dapat mempengaruhi ukuran tinggi badan anak yang tidak sesui dengan usia anak sebayanya atau pendek, yang disebabkan kekurangan gizi kronis,” ungkap dia.

dr.

Mirza menuturkan, faktor penyebab utama dari stunting ini sendiri kekurangan gizi kronis dan tentu saja penyebab-penyebab lainnya. Mulai dari prilaku pemberian makan, penyakit kongenital atau bawaan, ketahanan pangannya, kondisi kesehatan, kondisi air bersih, sampah, sampai tingkat pendidikan orangtua jadi multi dimensional.

“Untuk penderita stunting ini sendiri pendianoksaan awal itu dimulai dari sebelum umur 2 tahun, sehingga bisa diinterfensi dini. Tapi jika ketemu stunting di atas 2 tahun tetap kita lakukan pengobatan terapi,” tuturnya.

“Untuk pencegahan stunting ini sendiri, kita mulai dari 1.000 hari pertama kehidupan. Mulai dari ibu hamil. Bahkan saat masih remaja sebelum menikah masa haid, itu sudah kita intervensi. Masa remaja, ibu hamil, ibu nifas bayi baru lahir sampai dengan balita itu kita pantau terus pertumbuhannya untuk menscrenning stunting apabila ditemukan, kita cepat-cepat lakukan intervensi,” pungkasnya. [Daud]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here