Beranda Advertorial Wakil Ketua DPRD Sumsel Giri Ramanda Jadi Narasumber Diskusi Alumni UI

Wakil Ketua DPRD Sumsel Giri Ramanda Jadi Narasumber Diskusi Alumni UI

188
0
BERBAGI
(Sumber Foto Beritakajang.com)

Palembang, Beritakajang.com – Diskusi ‘Subsidi Tepat, Apakah Sudah Tepat?’ digelar Ikatan Alumni Universitas Indonesia (UI) Wilayah Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (14/3/2023), bertempat di lantai III Gedung DPRD Sumsel.

Yang menjadi narasumber antara lain Ketua Ikatan Alumni UI Wilayah Sumsel sekaligus Wakil Ketua DPRD Sumsel HM Giri Ramanda N. Kiemas, pengamat kebijakan publik sekaligus Dekan Fisip Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof. Dr. Alfitri Msi, serta Manager Retail Sales Pertamina Partaniaga Wilayah Sumbagsel Awan Raharjo.

Giri Ramanda mengatakan, yang harus diwaspadai agar tidak terjadi kecurangan BBM bersubsidi adalah perjalanan kendaraan BBM dari depo ke SPBU. Lalu dari SPBU ke pengguna BBM.

“Jika semuanya digitalisasi, jika semuanya dengan teknologi dan sosialisasi mungkin bisa berhasil. Tapi kalau kita gagal melakukan sosialisasi, kita gagal melakukan pendataan ini, sistim tidak berjalan, yang ada crowded sehingga penimbunan BBM yang terjadi dan ada masalah itu akan terjadi lagi,” katanya.

Walaupun kini telah ada pembatasan pembelian BBM di SPBU, menurut politisi PDI Perjuangan ini, maka penimbunan BBM masih terjadi.

“Daripada dia narik mendingan dia bolak balik beli bensin sehari Rp 630 ribu kali 30 hari masih dapat uang Rp 18,9 juta, artinya masih ada keuntungan yang didapat tanpa narik truk, cukup dia bolak balik di SPBU tiap hari. Ini harus diperhatikan karena masih ada resiko, tapi tidak mungkin lagi dia satu hari 5 SPBU,“ katanya.

Pengamat kebijakan publik sekaligus  Dekan Fisip Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof. Dr. Alfitri M.Si mengatakan, pengawasan BBM di sektor hilir harus diperketat, karena banyak pelanggaran yang ternyata banyak dari kultur masyarakat.

“Memang perlu adanya inovasi, tapi inovasi masyarakat lebih smart, misalnya merekayasa tangki mobil dan SPBU sudah memberitahu tidak menerima rekayasa tangki,” katanya.

(Sumber Foto Beritakajang.com)

Pembatasan BBM dengan melakukan pewarnaan BBM, menurutnya, kurang efektif. “Yang perlu ditata adalah penegakan, jadi penimbunan BBM merugikan,” katanya.

Selain itu, menurutnya, walau bagaimanapun BBM akan habis kedepan dan banyak negara melakukan antisipasi. Bisa energi alternatif dan bisa penghematan.

Manager Retail Sales Pertamina Partaniaga Wilayah Sumbagsel, Awan Raharjo mengatakan, tanggal 21 Maret ini Sumsel sudah melakukan subsidi tepat untuk solar.

“Bahwa nanti bapak dan ibu yang hendak mengisi solar harus teregistrasi dulu. Sejak September kita bukan bot-bot di SPBU, sehingga sudah registrasi bisa mendapatkan volume maksimal untuk kendaraan roda enam ke atas, angkutan barang atau orang kecuali angkutan tambang dan perkebunan bisa membeli 200 liter solar,” katanya.

Dengan adanya pendataan ini, menurut dia, pihaknya bisa tahu pembelian BBM berulang tidak bisa lagi karena memang sudah diprogram maksimal 200 liter untuk kendaraan roda enam ke atas, angkutan barang atau orang kecuali angkutan tambang dan perkebunan.  (Adv)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here