Beranda Sumsel Pengadaan Beras Melimpah, Bulog Sumsel Babel Manfaatkan Gudang Mitra

Pengadaan Beras Melimpah, Bulog Sumsel Babel Manfaatkan Gudang Mitra

5
0
BERBAGI

Palembang,Beritakajang.com – Perum Bulog Wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung terus tancap gas dalam menyerap hasil panen petani. Hingga April 2025, tercatat sebanyak 81.700 ton gabah setara beras telah berhasil diserap dari berbagai wilayah di Sumsel dan Babel. Jumlah serapan ini berpotensi tembus 100 ribu ton hingga akhir Mei mendatang.

Pimpinan Bulog Wilayah Sumsel Babel, Heriswan menegaskan bahwa pihaknya akan terus menyerap hasil panen petani tanpa henti. Bahkan ketika kapasitas gudang utama telah penuh, Bulog tak berhenti, mereka menggandeng lima mitra gudang swasta untuk menambah daya tampung.

“Kami tidak ingin petani ragu atau khawatir. Sepanjang masih ada panen, Bulog akan tetap hadir menyerap. Ini bentuk komitmen kami mendukung swasembada pangan nasional,” ujar Bakhtiar, Kamis (2/5/2025).

Dia menyebut, jika gudang tersebut juga penuh maka pihaknya akan memperbanyak sewa gudang milik mitra. Tidak hanya gudang penyimpanan di Palembang, melainkan juga di kabupaten dan kota lain di Sumsel Babel, seperti di Lubuklinggau dan sebagainya.

Menurutnya, penyerapan kali ini merupakan yang terbesar dalam 20 tahun terakhir. Ia menyebut hal ini tak lepas dari perubahan pola kerja Bulog yang kini menjemput bola langsung ke sawah, sesuai arahan Presiden Prabowo dalam program swasembada pangan.

Heriswan menjelaskan, penyerapan gabah dan beras petani saat ini jauh lebih besar dibanding penyerapan pada tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan catatan Bulog, pada 2022 penyerapan beras ada 15 ribu ton, 2023 ada 15 ribu ton, 2024 ada 31 ribu ton. Sedangkan 2025 ini baru bulan April saja sudah ada 81.700 ribu ton

“Dulu kita menunggu hasil panen datang, sekarang kita langsung ke lapangan. Petani merasa lebih dihargai, dan kami bisa menyerap lebih banyak,” tambahnya.

Heriswan mengatakan, saat ini penyerapan beras di wilayah Sumsel Babel paling besar berasal dari Banyuasin, OKI dan Ogan Ilir. Penyerapan juga sedang berlangsung di OKU, Lubuklinggau dan Lahat.

“Gabah yang kita serap rata-rata jumlahnya mencapai 2.200 hingga 2.800 ton per hari,” kata dia.

Dengan penetapan harga ini juga, lanjut dia, petani di Sumsel maupun Babel cenderung menjual hasil buminya ke Bulog dibanding ke tengkulak. Hal ini berkat sosialisasi maksimal yang dilakukan Bulog bekerjasama dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, TNI dan penyuluh pertanian.

“Harga di tingkat petani saat ini Rp 6.500 per kilogram, jadi petani lebih memilih menjual beras atau gabahnya ke Bulog dibanding ke tengkulak. Apalagi mekanisme pembayaran bisa cash atau lewat rekening saat transaksi terjadi (di lokasi),” jelasnya.

Sebagai langkah strategis jangka panjang, Bulog Sumsel Babel juga telah mengusulkan pembangunan gudang baru di Muara Enim seluas 1 hektare. Lokasinya sudah disiapkan dan kini tinggal menunggu persetujuan dari pusat.

Tak lupa, Heriswan menitipkan pesan untuk para petani.

“Bulog ada untuk kalian. Jangan khawatir. Kami akan serap hasil panen, karena hanya dengan petani yang sejahtera, negeri ini bisa swasembada pangan. Harapan kami, petani bisa tersenyum dan semangat kembali ke sawah,” tutupnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here