Beranda HL Di Tengah Pandemi, Petani OKI Siap Suplai Beras dari Lahan Serasi

Di Tengah Pandemi, Petani OKI Siap Suplai Beras dari Lahan Serasi

439
0
BERBAGI

Kayuagung, Beritakajang.com – Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dikenal dengan sektor pertaniannya yang begitu maju. Tak ayal, daerah ini menjadi penyuplai bahan pangan pokok, terutama beras untuk memenuhi kebutuhan pangan Sumatera Selatan, bahkan Jabodetabek setiap tahunnya.

Meski dihadapkan pada kondisi pandemi Covid-19, panen raya di OKI tetap berlangsung sejak Maret hingga Mei 2020.

“Alhamdulilah petani kita sudah mulai panen sejak bulan Maret di Kecamatan Air Sugihan dan April ini di Lubuk Seberuk, Lempuing Jaya,” ungkap Plt. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Ketahanan Pangan OKI, Ir. Syahrul, M. Si, Ahad (12/4/2020).

Sahrul mengatakan, pada puncak panen April 2020 seluas 26.633 hektare (ha) lahan siap panen. Antara lain di Kecamatan Air Sugihan dan Lempuing Jaya. Panen raya ini merupakan hasil dari program selamatkan rawa sejahterakan petani (serasi).

“Yang sudah panen areal pasang surut sub optimal, antara lain di Desa Marga Tani Kecamatan Air Sugihan seluas 123 ha varietas impari 30 dan mekongga dengan produktivitas 5,1 ton/ha. Desa Nusakarta seluas 312 hektare varietas vietnam dan mekongga dengan produktivitas 4,9 ton/ha, serta Desa Suka Mulya varietas inpari 32 dan inpari 30 produktivitas 5,3 ton/ha,” terangnya.

Dijelaskan Syahrul, petani adalah pahlawan yang menjaga ketahanan pangan saat penduduk dunia menghadapi pandemi Covid-19.

“Saat pekerjaan lain bisa dari rumah, bagi seorang petani tetap harus turun ke sawah. Selain bertanggung jawab kepada kesehatan diri dan keluarga, mereka harus mengurus tanaman dan memastikannya bisa panen,” tutur Syahrul.

Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan), tambah dia, telah menyiapkan protokol penanganan virus corona bagi para petani, agar bisa tetap produksi serta memaksimalkan penggunaan alsintan.

“Dengan mesin combine harvester cukup 6 jam dengan 2 orang saja. Secara biaya, dengan menggunakan mesin combine harvester lebih hemat biaya sampai 50 persen daripada menggunakan tenaga manusia secara manual,” tutupnya. (Ron)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here