Lombok Utara, Beritakajang.com – Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu SH didampingi Wabup Danny Karter Febrianto ST MEng pimpin rapat Koordinasi program 100 hari kerja pimpinan daerah, bertempat di aula kantor bupati setempat, Senin (8/3/2021). Hadir pula Penjabat Sekda KLU Drs H Raden Nurjati, para Staf Ahli Bupati, para Asisten, para pimpinan OPD, para Kabag dan Camat lingkup Pemda KLU.
Bupati Djohan dalam arahannya menyampaikan agenda tunggal kita yakni program 100 hari kerja yang harus dilaksanakan dalam mengawali tugas-tugas kepala daerah pada tahun 2021.
“Salah satu yang sedang kita laksanakan adalah mengurus RTG dengan SK susulan, hampir 10 ribu belum terealisasi. Kita sudah mulai program 100 hari, sehingga kita tidak perlu mulai dengan cara yang salah, tetapi harus dengan cara baik. Tentu ada pahitnya dan ini saya pikir berat,” tuturnya sembari optimis.
Dalam kesempatan itu, Wabup Danny kepada awak media menyampaikan sudah ada beberapa program 100 hari kerja. “Teman-teman wartawan juga sudah mengetahui program 100 hari kerja dan ini sinergitas. Terutama masalah RTG ini akan kita sinergikan dengan BPBD, LH Perkim dan PUPR,” imbuhnya.
Lebih lanjut wabup menambahkan pada program Memaraq, semua bekerja Humas, Kominfo, Pariwisata dan lain-lain. OPD harus memiliki kesepemahaman tentang visi misi bupati dan wabup sehingga dalam program 100 hari bisa bersinergi dengan baik.
Menurutnya, jika dari pemerintahan (kemarin) ada program yang bisa kita masukkan dalam program 100 hari, dilakukan percepatan, walaupun memang goalnya bukan pada program 100 hari, tetapi pada program berkelanjutan.
“Kami optimistis program 100 hari ini bisa tercapai dan berjalan, OPD responsnya baik, beberapa program harus di prioritaskan,” urainya.
Masih terkait RTG, tim validasi RTG sudah bekerja dan hasilnya dikirim ke desa supaya bisa disampaikan ke masyarakat untuk ditindaklanjuti.
Sementara itu, Akademisi Universitas Brawijaya Malang Dr Sumiadi dalam paparan yang disampaikannya mengatakan, kondisi daerah masih tertinggal di beberapa aspek, maka tidak ada cara lain selain menciptakan inovasi pada beberapa pelayanan publik.
“Jika kita berjalan dengan orang lain, berjalan dengan kecepatan sama, maka kita menjadi daerah yang tetap tertinggal sehingga logikanya adalah kita harus melaju dengan kecepatan lebih tinggi dengan inovasi,” urainya.
Dijelaskan dia, tujuh visi mengapa diperlukan, lantaran program-program yang disusun baik program unggulan maupun program 100 hari mesti inline. Diantaranya Memaraq, Merikeq, Pelayanan Prima dan Pariwisata Bangkit, sehingga ke depan manfaatnya betul-betul dirasakan masyarakat dan ada peningkatan indeks kepuasan masyarakat.
“Pariwisata supaya ada optimisme dari para pelaku wisata yaitu pariwisata KLU bangkit. Tujuan yang penting adalah rembuq bareng antara pemerintah daerah dan juga masyarakat sekitar. Bagaimana mengelola pariwisata supaya bisa menguntungkan pelaku pariwisata, masyarakat sekitar dan juga pemda,” tandasnya.
Ditambahkannya, revitalisasi obyek pariwisata prioritas spesifik semisal di Pantai Impos. Kendati memprihatinkan, jalan masuk ke Pantai Impos belum baik. Dalam program 100 hari ini bisa diperbaiki.
Rangkaian acara berjalan lancar dan khidmat dengan tetap menerapkan prokes Covid-19. Dilanjutkan diskusi bersama. (Sas)