Kayuagung, Beritakajang.com – Kolaborasi pemerintah pusat dan daerah, kesadaran masyarakat, dan partisipasi swasta menjadi kunci untuk mencegah potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.
Penangananan karhutla melalui kerja kolaboratif tersebut, menurut Bupati OKI H. Iskandar SE, menjadi pengalaman berharga dalam mengurai kasus kebakaran hutan dan lahan di wilayah ini.
“Tentu kita lebih prioritaskan untuk pencegahan daripada penanggulangan, namun apabila terjadi karena faktor alam yang di luar kendali kita, maka bisa kita atasi dengan sistem kerja keroyokan, kerja sama multi sektor,” kata Iskandar, Rabu (31/5/2023).
Mengingat Indonesia yang akan menghadapi fenomena pemanasan suhu muka laut atau El Nino yang berdampak pada kekeringan, masalah ketersediaan air serta potensi kebakaran lahan. Menurut Iskandar akan menjadi perhatian semua pihak.
“Kita tidak bisa sendiri, harus diselesaikan bersama-sama. Meskipun dari tahun ketahun persentase titik api semakin menurun kita tetap perlu waspada,” imbuhnya.
Sementara Kapolda Sumsel Irjen Pol. A. Rachmad Wibowo SIK yang hadir langsung pada rakor pencegahan dan penanggulangan karhutla bersama Polri, TNI dan sejumlah instansi terkait di ruang rapat Bende Seguguk 1 mengatakan, dirinya sengaja melakukan pemantauan langsung kesiapan mitigasi karhutla di Kabupaten OKI.
“Kolaborasi pemerintah pusat dan daerah dibarengi dengan kesadaran masyarakat serta swasta menjadi kunci untuk mencegah sekaligus menanggulangi potensi bencana,” ujar Kapolda Sumsel.
Rachmad menyampaikan terdapat enam hal prioritas terkait dengan pencegahan dan penanggulangan karhutla. Pertama, prioritas pada pencegahan melalui deteksi dini, pemantauan di area rawan titik api. Kedua, pentingnya infrastruktur pemantauan dan pengawasan hingga tingkat bawah. Ketiga, perlu dicari solusi permanen untuk mencegah pembakaran hutan dalam rangka pembukaan lahan. Keempat, penataan ekosistem gambut dalam kawasan hidrologi gambut terus dilanjutkan. Kelima, tanggap dalam mengendalikan titik api.
“Dan langkah terakhir, penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan dilakukan tanpa kompromi,” terang Kapolda.
Kapolda menambahkan, lahan kehidupan masyarakat seperti sumber perikanan, pertanian, perkebunan dan lain sebagai berpotensi untuk menjadi titik kebakaran hutan dan lahan.
“Maka dari itu pimpinan wilayah harus paham betul wilayahnya secara geografis,” kata Rachmad.
Rachmad juga menceritakan apa yang telah dilakukannya saat menjadi Kapolda di wilayah Jambi untuk bisa direfleksikan keberhasilannya di Kabupaten OKI.
“Semua memiliki berperan, semua bisa dan mampu berkontribusi. Mari perkuat sinergi untuk cegah dan tanggulangi karhutla di Sumsel, terutama di Ogan Komering Ilir,” tandasnya. (Ron)