Oleh: Fakhrial Arjansi SH (Ketua Badan Pelaksana IKA IKPM Sum-Sel Yogyakarta)
Beritakajang.com – Pertama-tama yang perlu saya jelaskan ialah Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa (IKPM) Sumsel-Yogyakarta yang akan menggelar kongres ke-1 pada 24 Juli 2022 di Yogyakarta.
Ikhtiar ini merupakan kristalisasi dari kehendak untuk bersatu, berdasarkan semangat kebersamaan dalam upaya mewujudkan cita cita tentang keadilan dan kesetaraan dibidang pendidikan, ekonomi dan sosial.
Selanjutnya untuk mendudukan proses ini sebagai aktifitas yang rasional serta mendesak perlu bagi saya menyegarkan ingatan kita semua tentang spirit dari masyarakat ‘Sriwijaya’ (Sumatera Selatan).
Sriwijaya tumbuh dan berkembang dengan falsafah yang di dalam literatur sejarah dikenal dengan istilah ‘Mahayana’ atau perahu besar, dimana pada suatu masa bahwa masyarakat kita pernah hidup bersama secara harmonis di dalam satu kesatuan berdasarkan peran dan fungsinya masing-masing.
Namun, disayangkan hal itu nampak asing akhir-akhir ini, bahkan melekat stereotip negatif tentang karakteristik masyarakat kita saat ini, yaitu ‘bisa bersama namun tidak bisa bersatu.’ Hal itu juga di dalam hemat saya menjadi salah satu variable dari ketertinggalan kita pada banyak bidang.
Kita pahami bahwa persatuan adalah basis metafisis dari perjuangan publik (kepentingan orang banyak), jika hal itu hilang dari kesadaran kolektif masyarakat maka kita semua bisa terjebak pada ego masing-masing.
Kemudian untuk merespon itu, kita akan memulai dari mengidentifikasi tentang peran dan fungsi sebagai warga negara, yang diharapkan akan membawa pada suatu kesadaran kolektif tentang keterhubungan dengan negara.
Oleh karena itu, tidak mungkin kita bisa memisahakan hubungan langsung antara diri kita dengan Negara, khususnya di dalam agenda untuk mengisi kemerdekaan yang menjadi amanat konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam hal ini, dengan penuh kesadaran IKA IKPM Sumsel-Yogyakarta mendesak untuk dilembagakan secara formal dan seterusnya secara tegas agar mengambil sikap sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses mengawal dan mengisi kemerdekaan Indonesia.
Upaya pengawalan yang dimaksud difokuskan pada bidang pendidikan, ekonomi dan sosial, dengan bingkai organisasi alumni, untuk berkontribusi secara aktif dalam setiap kesempatannya yang kelak diharapkan mampu menjawab setiap tantangan zaman dari daerah sampai nasional.
Sebagai penutup, saya ingin mengutip salah satu bait indah yang terkandung di dalam lirik Lagu Gending Sriwijaya, semoga dapat menjadi pengingat bagi kita semua tentang peran dan fungsi sekaligus ghiro dari perjuangan ini, yaitu ‘memasyurkan Indonesia di benua Asia melambangkan keagungan sejarah nusa dan bangsa’.
Terimakasih.
Selamat berdinamika dan berdialektika, selamat menjalankan kongres. Merdeka!!!