Sekayu, Beritakajang.com – Tanaman kelor (moringa oleifera) merupakan tanaman multifungsi yang memiliki nilai gizi tinggi, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga. Selain dapat diolah menjadi produk pangan, kelor juga bisa diolah sebagai kosmetik dan farmasi.
Di Kecamatan Sungai Keruh, tanaman kelor mulai dibudidayakan oleh ibu-ibu PKK, baik di kecamatan maupun desa dengan memanfaatkan pekarangan sebagai kebun budidaya.
Kelor sering disebut sebagai the miracle tree karena kandungan zat gizi dan nutrisinya cukup tinggi dan asam aminonya cukup lengkap. Kelor juga disebut sebagai mother best friends karena kandungan zat gizi mikro diantaranya zat besi, kalsium, fosfor, beta karotin, magnesium dan vitamin C yang cukup tinggi.
Saat diwawancara oleh awak media, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Sungai Keruh Muba Ibu Lina Budiarti menjelaskan, bahwa kelor memiliki banyak manfaat karena memiliki kandungan nutrizi dan sifat fungsional yang berkhasiat dan bermanfaat bagi kesehatan. Bagian yang digunakan tidak hanya daun, akan tetapi kandungan gizi yang paling tinggi terdapat pada daunnya.
“Daun kelor bisa menjadi suplemen gizi jika ditambahkan untuk produk pangan seperti olahan mie, pangsit dan keripik daun kelor,” imbuhnya.
Ibu Lina Budiarti melanjutkan, kelor juga bersifat farmakologis diantaranya sebagai antimikroba, antijamur, anti kanker, antitumor hingga antihipertensi.
“Kelor juga bermanfaat sebagai herbal medicine karena beberapa literatur menyebutkan hampir 300 penyakit bisa dicegah atau dikurangi gejalanya dengan terapi kelor,” terangnya dalam rapat kerja Tim Penggerak PKK Kecamatan Sungai Keruh, Jumat (18/6).
Selanjutnya, pengolahan kelor melalui pembuatan bahan sediaan yaitu tepung kelor dan aplikasi kelor pada produk olahan. Tepung kelor memiliki keunggulan antara lain umur simpan menjadi lebih lama, lebih praktis dan mudah diaplikasikan pada produk olahan.
Pembuatan tepung kelor membutuhkan proses pengeringan daun kelor yang bisa dilakukan di bawah matahari menggunakan naungan plastik UV atau kain dengan lama waktu berfariasi.
Pengeringan bisa dilakukan di ruangan dengan suhu sekitar 35-45⁰C selama 3-4 hari.
Bu Lina Budiarti mengungkapkan, daun kelor yang sudah kering cirinya jika dikepal akan hancur. Pembuatan tepung kelor sebagai bahan dasar pembuatan mie kelor sebaiknya menggunakan daun yang sudah agak tua. Daun kelor dicuci dan ditiriskan untuk mengurangi air pencucian. Setelah itu, daun kelor ditaruh di rak dan dijemur hingga daun menjadi kering. Selanjutnya ditepungkan dan diayak menjadi tepung kelor.
“Proses pengeringan dengan matahari akan mengubah warna daun kelor menjadi coklat,” terangnya.
Beberapa produk pangan berbahan kelor yang dihasilkan oleh TP PKK Kecamatan Sungai Keruh diantaranya mie, nugget kelor, pangsit, keripik dan lain-lain. Aplikasi kelor pada produk pangan ini bisa dilakukan menggunakan tepung kelor atau daun kelor segar. (Tarmizi)