Kayuagung, Beritakajang.com-Dalam upaya mensejahterakan petani sawit di OKI, pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 1, Dja’far Shodiq-Abdiyanto (JADI), berencana mendorong pendirian pabrik kelapa sawit mini, atau yang dikenal sebagai Pabrik CPO Mini, melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Hal ini terungkap dalam debat publik yang diselenggarakan oleh KPUD OKI di Hotel Novotel Palembang pada 1 November lalu. Dalam segmen debat terbuka, Dja’far Shodiq mengajukan pertanyaan kepada pasangan calon nomor urut 2, Muchendi Supriyanto, terkait pengembangan BUMDes sebagai indikator keberhasilan ekonomi daerah.
“Saya ingin tahu, bagaimana cara menghidupkan BUMDes, mengingat keberhasilannya sangat penting untuk memperoleh dukungan dari pemerintah daerah?” tanya Shodiq.
Muchendi menjawab, “Di Kabupaten OKI, hampir semua desa memiliki BUMDes. Ke depan, kami akan mendorong lebih banyak BUMDes agar dapat berfungsi secara optimal, termasuk memanfaatkan teknologi dan pariwisata lokal.”
Dalam segmen menanggapi, Dja’far Shodiq, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala desa, menambahkan, “BUMDes dalam bidang pertanian harus mampu membeli hasil sawah dan mendirikan pabrik mini untuk meningkatkan pendapatan. Jika CPO Mini didirikan, hilirisasi pertanian akan tercapai,” ungkapnya, disambut tepuk tangan dari audiens.
Muchendi kemudian memberikan tanggapan yang berbeda. Ia menyatakan bahwa pendirian pabrik sawit mini lebih tepat dilakukan oleh perusahaan besar. “BUMDes tidak memiliki anggaran yang cukup untuk hilirisasi pertanian. Bahkan, perusahaan besar pun belum tentu mampu mendirikan pabrik,” katanya.
Debat ini memicu perbincangan hangat di kalangan masyarakat, baik di media sosial maupun dalam diskusi langsung. Sebagian masyarakat Kabupaten OKI, yang mayoritas adalah petani, mengapresiasi rencana pasangan nomor 1 untuk memajukan petani, sementara yang lain meragukan pemahaman Muchendi tentang pengelolaan BUMDes dan hilirisasi pertanian.
Pengamat politik dari Unsri, Dr. M. Husni Thamrin, memberikan dukungan terhadap program JADI untuk membangun pabrik sawit mini di OKI. “Program ini sangat baik,” ungkapnya dalam wawancara, Senin (4/11/2024).
Thamrin menekankan pentingnya fasilitasi antara BUMDes dan pengusaha oleh Pemkab OKI. “Pemkab sebaiknya menjadi penghubung antara kedua pihak untuk membangun pabrik-pabrik ini. Langkah ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD),” tambahnya.
Oleh karena itu, pembangunan yang direncanakan harus melibatkan banyak pihak agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.(ril)