Banyuasin.Beritakajang.com- Sektor pertanian sudah menjadi andil besar bagi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Banyuasin. Komoditi utama bagi rakyat ini tak hanya mampu mensejahterakan, namun juga bisa mengharumkan nama Bumi Sedulang Setudung.
Hamparan persawahan yang luas, dan hasil produksi gabah yang melimpah, memberi anugerah bagi Kabupaten Banyuasin sebagai produsen beras nomor 4 terbanyak secara nasional.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia pun memberi pujian setinggi langit atas dedikasi dan kerja keras Bupati Banyuasin periode 2018-2024 yang berhasil mewujudkan Banyuasin Swasembada beras.
“Alhamdulillah, Allah SWT memberikan tanah yang subur untuk Kabupaten Banyuasin, yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan petani di Kabupaten Banyuasin,” ujar Askolani Jasi, SH. MH dikutip dari berbagai sumber.
Tanah yang subur, serta peralatan pertanian yang disalurkan oleh pemerintah untuk petani Banyuasin memang menjadi dasar pondasi yang kuat untuk menjadikan Banyuasin sebagai produsen terbesar di Pulau Sumatera.
Data yang dirilis Badan Pisat Statistik (BPS), Kabupaten Banyuasin menjadi satu satunya di Pulau Sumatera dengan Produksi Sawah Banyuasin pada Tahun 2022 dengan ,Produksi GKG 895.260 Ton,
Produksi Beras 514.108 Ton, Luas Tanam 228.709 ha, Luas panen 177.558 ha, Luas Baku Sawah sementara data ATR BPN 194.240,13 Ha.
“Bahkan luas persawahan Banyuasin bisa ditambah, kiita masih bisa mencetah sawah baru dengan hasil panen juga bertambah,* tambah Askolani yang tahun ini kembali mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banyuasin.
Keberhasilan Banyuasin sebagai lumbung pangan nasional pun mendapat apresiasi dan reward yang tidak main-main.
Dengan perhitungan Data Statistik Pencatatan Produksi dan Produktivitas Padi dengan KSA untuk hasil Tahun 2022, Banyuasin telah tiga tahun berturut-turut mempertahankan peringkat ke empat kabupaten penghasil gabah terbesar di Indonesia dan 40% gabah Sumatera Selatan
Pemerintah Kabupaten Banyuasin sebagai penghasil beras nomor 4 (empat) Nasional mendapatkan kuncuran dana Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilition Project (SIMURP) sebesar Rp 76 Miliar.
Lanjut Askolani, dia akan terus meningkatkan penggunaan benih bermutu, penyediaan pupuk yang cukup, penyediaan Alsin olah tanah modern, pengolahan tanah secara insentif dengan menggunakan Alsin TR4, penyediaan pestisida dan pengelolaan air dengan baik, memperbaiki saluran-saluran air, pintu-pintu air dan tanggul.
“Kita akan melakukan extensifikasi lahan produktif, perluasan lahan produksi dengan pengembangan lahan sawah baru,” tutup Askolani.(Pirman)