Beranda HL Terungkap! Pendemo Tolak Geothermal Pocoleok Bukan Pemilik Tanah, Ada Provokasi Berantai

Terungkap! Pendemo Tolak Geothermal Pocoleok Bukan Pemilik Tanah, Ada Provokasi Berantai

63
0
BERBAGI

Manggarai, Beritakajang.com-Para pendemo tolak Geothermal Pocoleok di Kecamatan Satar Mese Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur ternyata diketahui bukan dari pemilik tanah. Hal ini diungkap Keluarga Wajong, yang merupakan salah satu pemilik lahan dan tokoh adat di daerah tersebut.

Mereka menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat setempat telah sepakat dan mendukung proyek geothermal Pocoleok dalam konsultasi publik yang diadakan sebelumnya. Namun, mereka mengungkapkan adanya provokasi dari sekelompok kecil masyarakat yang bukan pemilik lahan.

“Ada provokasi dari sebagian kecil masyarakat yang bukan pemilik lahan,” ungkap keluarga Wajong.

Salah satu pemilik lahan yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan kondisi menjadi semakin tegang setelah insiden teror dan perusakan rumah warga yang mendukung proyek geothermal terjadi.

“Kami mengalami teror berupa perusakan rumah. Ini membuat kami merasa terancam,” terangnya.

Kesaksian ini menegaskan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang berusaha memicu konflik demi kepentingan mereka sendiri.

Pemerintah Daerah berperan sebagai koordinator dan Ketua Tim Persiapan Pengadaan Lahan, telah mengikuti seluruh tahapan sesuai dengan peraturan dalam penerbitan dokumen Penetapan Lokasi (Penlok). Proses tersebut mencakup sosialisasi awal, konsultasi publik, inventarisasi lahan, serta kolaborasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda). Semua langkah ini dilakukan untuk memastikan transparansi dan melibatkan masyarakat dalam setiap tahapan.

Pada hari pertama aksi demonstrasi, kelompok demonstran menutup jalan umum, memaksa pihak kepolisian untuk memutar arah sebagai upaya pendekatan humanis. Di hari kedua, demonstran semakin memperburuk situasi dengan menutup akses menuju lahan milik warga yang sah.

Keluarga Wajong kembali menegaskan bahwa provokator di balik aksi ini termasuk JPIC SVD dan Pater Simon, yang dianggap menggerakkan masyarakat non-pemilik lahan untuk melakukan demonstrasi. Tindakan ini memperburuk situasi dan menimbulkan ketegangan antara warga yang mendukung proyek geothermal dan para demonstran.

Dari pihak PLN menjelaskan bahwa proses pengadaan lahan tahap pertama telah berjalan dengan baik.

“Kami sudah melakukan pengadaan lahan (tahap 1) dan pendekatan sejak tahun 2022, termasuk melalui adat dan gereja,” terang perwakilan PLN.

Sejak tahun 2022, PLN telah melakukan berbagai pendekatan kepada masyarakat adat, tokoh gereja, dan pemimpin setempat untuk memastikan proyek ini mendapatkan dukungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Kornelius Wajong menyampaikan pesan penting bahwa kemajuan daerah tidak boleh terhambat oleh aksi provokasi yang tidak bertanggung jawab.

“Daerah kita butuh listrik dan kemajuan. Jangan sampai kita terprovokasi oleh segelintir pihak yang tidak memiliki kepentingan sah,” pungkasnya.(tim)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here