Beranda OKI Madira Terkait Ambruknya Jembatan di Desa Srigeni, Ketua Umum PUKAD OKI Angkat Bicara

Terkait Ambruknya Jembatan di Desa Srigeni, Ketua Umum PUKAD OKI Angkat Bicara

564
0
BERBAGI

Kayuagung, Beritakajang.com – Peristiwa ambruknya jembatan yang terletak di atas Sungai Komering di wilayah Desa Srigeni Kecamatan Kayuagung Kabupaten OKI yang terjadi baru-baru ini sangat menyita perhatian publik.

Peristiwa yang sempat menggegerkan warga Desa Srigeni ini juga tak luput dari perhatian Ketua Umum Pusat Kajian Strategis Daerah (PUKAD) Kabupaten OKI, Tsabit Ali Haq SPd.I, MPd.I.

Pria yang akrab disapa Ustadz Tsabit ini mengatakan, bahwa dirinya berasumsi terkait peristiwa ambruknya jembatan tersebut disebabkan tiang penyangga jembatan yang dipasang memiliki kedalaman yang kurang maksimal.

“Ya, terlepas secara teknis yang dikerjakan oleh pihak pemborong memang sudah sesuai prosedur, karena kita tidak terlalu paham mekanisme yang diterapkan, tetap saja saya berasumsi tiang jembatan yang dipasang memiliki kedalaman yang kurang maksimal. Sebab, dasar Sungai Komering di OKI ini terdiri dari tanah, lumpur dan pasir yang tentunya perlu ada kajian lebih dalam untuk mengetahui seberapa dalam tiang yang harus ditancapkan agar tiang tersebut bisa berdiri kokoh dan tahan terhadap dorongan arus sungai, kalau tidak tentu kejadian ini akan terulang kembali,” ujar Tsabit saat dikonfirmasi, Jumat (26/3).

Dikatakan Tsabit, selain dari derasnya dorongan arus sungai, penyebab lain dari ambruknya jembatan ini adalah tanaman enceng gondok yang terbawa arus sungai dalam jumlah yang cukup banyak, yang pada saat terbawa arus menghantam tiang jembatan.

“Jadi, selain harus di kedalaman yang maksimal, tiang penyangga jembatan ini juga sebaiknya dicor beton, sehingga mampu menambah daya topang tiang tersebut dari hantaman benda apapun yang terbawa oleh arus sungai,” ungkap Tsabit.

Hal senada juga dikatakan Ketua Harian PUKAD Kabupaten OKI, Nur Muin SIP, M.Si. Pria yang akrab disapa Jang Im ini juga berasumsi bahwa ambruknya jembatan lebih disebabkan kurang maksimalnya kedalaman tiang penyangga jembatan yang dipasang tersebut.

“Melihat dari fakta di lapangan, saat ini kita hanya bisa berasumsi seperti itu. Untuk lebih memastikan penyebabnya, ada pihak yang lebih berkompeten dan memiliki kewenangan untuk melakukan penyelidikan, apakah memang faktor alam atau murni kelalaian,” tandasnya. (Ron)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here